Open Cbox
“Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al Kahfi: 109)

Melek Politik: Mengenal Bapak Hendro Martoyo


Menjadi Istri sosok yang sangat gandrung dengan dunia politik, menuntut saya untuk lebih jauh lagi belajar tentang sejarah, seluk beluk, perkembangan politik sejak zaman klasik hingga modern seperti saat ini.
Menampilkan profil seorang tokoh masyarakat, tokoh politik, yaitu seorang pemimpin kota Jepara yang kebetulan menghadiri acara pernikahan kami, yaitu Bapak Hendro Martoyo.

Berkecimpung di dunia birokrasi, terlebih menjadi Bupati seperti posisi sekarang ini mungkin sama sekali tidak ada dalam bayangan Drs. H. Hendro Martojo, MM. Sebab waktu remaja, putra dari pasangan Hasan Prawiro Sudirdjo dan Oeminah yang lahir di Pati, Jawa Tengah, tahun 1953 ini justru mempunyai cita-cita menjadi seorang pilot.. “ Sebab pada tahun 60-an kita banyak didengung-dengungkan mempunyai angkatan udara yang kuat di kawasan Asia Tenggara, “ ujar suami dari Hj. Endang Budhiwati ini.



Drs. Hendro Martojo menyelesaikan sekolah SD-nya di SD Kauman 2, Juwana, Pati. Ayahnya dulu pegawai pabrik gula, Pakis. Hendro Martojo merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara. Walaupun ditempa dalam lingkungan keluarga yang sederhana, tetapi kedua orang tuanya mempunyai keinginan yang kuat agar anak-anaknya bisa melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Lulus SD, Hendro Martojo melanjutkan sekolah di sekolah favorit di kabupaten Pati, yaitu SMPN 1 Pati. Meskipun jarak sekolah dan rumahnya cukup jauh, sekitar 12 km, hal ini tidak menyurutkan niat Hendro Martojo untuk melanjutklan sekolah. Hendro Martojo mengistilahkan bahwa ia berangkat dari kalangan grass root atau kalangan kebanyakan.

Jadilah Hendro remaja berangkat ke sekolah naik kereta api dengan cara abonemen atau berlangganan. Ada cerita yang cukup menarik selama ia bersekolah dengan naik keret api ini. Karena jarak sekolah dengan stasiun cukup jauh, sekitar 2 km, maka Hendro remaja memilih loncat dari kereta api ketika sampai di depan sekolah. “Kalau tidak loncat pasti terlambat atau paling tidak harus lari dari stasiun ke sekolahan,: ungkap Hendro mengenang masa kecilnya.

Lulus dari SMPN 1 Pati, Hendro Martojo melanjutkan sekolah di SMA Negari 1 Pati, yang waktu itu juga merupakan sekolah favorit atau unggulan di Pati. Sehingga seleksinya cukup ketat. Di sekolah ini Hendro Martojo menunjukkan kemampuan akademis yang baik dan masuk di jurusan Paspal (ilmu Pasti). Di sekolah ia mempunyai kelompok belajar yang bernama “ Yesterday, Today and Tomorrow,” dimana hampir semua teman di kelompok belajarnya ini kelak menjadi orang semua atau “menjadi orang’ istilahnya. Memang hampir semua anggota kelompok ini menduduki posisi penting di tempat kerja masing-masing.

Lulus SMA, karena tidak mempunyai biaya yang cukup untuk kuliah di universitas, Hendro Martojo memilih melanjutkan kuliah yang menawarkan beasiswa dan ikatan dinas. Sehingga ia memilih mendaftar di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Semarang. Ketika mendaftar di APDN, salah seorang pengujinya justru heran, “Apa tidak rugi mendaftar di APDN, sebab nilai-nilainya sangat bagus,” ujar Pak Kardiman, yang saat itu  menjabat sebagai dosen APDN sekaligus Sekwilda Propinsi Jawa Tengah.

Seperti halnya saat belajar di SMA, saat di APDN prestasi akademik Hendro tergolong luar biasa. Oleh teman-temannya, ia dijuluki “Profesor” karena minat dan hobinya yang sangat kuat untuk membaca, terutama buku-buku sejarah dan politik.  Bahkan hal ini didukung dengan penampilannya dengan kacamata lensa tebalnya. Bahkan daftar pinjman bukunya di perpustakaan paling banyak diantara rekan-rekannya.

Setelah lulus dari APDN tahun 1975, Hendro Martojo ditempatakan sebagai PNS di Kabupaten Jepara. Karena prestasi akademik yang tergolong istimewa ini, membuat Bupati Jepara wakti itu Sudikto, SH mengangkatnya menjadi Kabag Personalia pada tahun 1977, setelah sebelumnya memangku jabatan sebagai Kasubag Pegawai Daerah. Boleh jadi, waktu itu Hendro Martojo merupakan Kabag termuda yang pernah ada. Tetapi jabatan itu tidak lama disandangnya, sebab ketika itu ada tawaran untuk tugas belajar di Institut Ilmu Pemerintahabn (IIP) Jakarta, dan ia segera menerimanya.

Kebiasaan membaca ini juga terus berlanjut ketika ia meneruskan kuliah di IIP. Karena saat kuliah di IIP ia sudah mempunyai anak satu, maka gaji yang diterimanya tidak memungkinkan untuk membeli buku. Maka ia sering-sering membaca di toko buku dan membuat resumenya. Kecerdasan dan ketekunannya inilah yang mengantarnya mendapat predikat “Lulus Dengan Senang Hati,” (cum laude) dan mengantarnya mendapat penghargaan “Adi Praja Nugraha” dari Mendagri. Hingga angkatan XI, hanya tujuh orang mehasiswa yang mendapatkan piagam penghargaan ini, termasuk Prof. Dr. Ryas Rasyid, Bahkan ketika mengambil studi Pasca Sarjana Magister Manajemen pada tahun 2000, ayah dari 4 orang anak ini juga dinyatakan lulus terbaik dari 160 orang lulusan.

Mengenai hasil atau nilai yang didapatkan selama menempuh studi, dengan tanpa bermaksud menonjolkan diri, Hendro Martojo mengatakan bahwa mungkin ia belajar lebih banyak dan keras dibandingkan dengan teman yang lain. Satu kebiasaan yang dilakukannya, setiap habis membaca buku, ia membikin resume atau intisari dari buku tersebut, sehingga ia memang betul-betul memahami isi dari buku yang ia baca. Hal ini mungkin juga diakui dari didikan keluarganya, yaitu dari Bapaknya yang pekerja keras dan ibu yang menurutnya adalah seorang yang cerdas dan berwawasan luas, walaupun hanya berpendidikan rendah.
 Birokrat tulen 
Boleh dikatakan Hendro Martojo merupakan potret atau tipikal dari birokrat tulen. Bahkan ia mengakui bahwa darah birokrasi sepertinya memang mengental dalam dirinya. Sebagai birokrat ia kenyang dengan berbagai pengalaman, Sebagai Camat di tiga wilayah, Yaitu berturut-turut sebagai camat Kedung tahun 1981, Camat Mlonggo dan Camat Mayong hingga tahun 1987.

Setelahnya, pada tahun 1990 Hendro Martojo menjabat sebagai Kabag Pemerintahan selama tiga tahun. Pada tahun 1993 dipercaya menduduki pos baru sebagai pejabat eselon III B, yaitu sebagai Asisten Tata Praja. Pada tahun 1997 diangkat sebagai Sekwilda Tk. II Jepara (eselon II B). Pengalaman di berbagai bidang tugas inilah yang semakin memperkaya dan mematangkan Hendro Martojo

Boleh dikatakan karier Drs, H. Hendro Martojodi birokrasi cukup mulus. Tetapi hal ini tidak datang begitu saja, melainkan memang karena didukung oleh kemampuannya, baik dari segi menejerial dan komunikasi. Beberapa kalangan juga mengakui kemampuan Hendro Martojo di bidang ini. Pergaulan Hendro juga dikenal heterogen dan beragam.

Diluar kegiatan sebagai birokrat, Hendro juga aktif berkecimpung di beberapa organisasi, seperti AMPI, Ketua KNPI tiga periode (1986 – 1993) , Kosgoro dan juga pernah menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar Kabupaten Jepara. Pengalaman di organisasi ini menurutnya semakin menambah wawasan dan kemampuan. Sebab menurutnya di organisasi tidak hanya menangani yang liner, tetapi berhadapan dengan berbagi macam orang dan persoalan yang cukup heterogen.

Hendro Martojo dikenal mempunyai daya ingat yang luar biasa. Tentang bidang sejarah yang merupakan bidang yang sangat diminatinya, pengagum Proklamaror kemerdekaan RI, Bung Karno, ini akan bisa dengan runtut menceritakan berbagai episode sejarah. Mulai jaman kerajaan di Nusantara hingga sejarah Perang Dunia.  Di samping itu Hendro Martojo juga dikenal mempunyai kemampuan atau kelebihan di bidang eksak yang menonjol.

Selain membaca, Hendro Martojo dulu dikenal sebagai pemain catur yang cakap. Di tengah kesibukan yang semakin padat sebagai Bupati, Hendro Martojo tetap meluangkan waktu untuk membaca. Bahkan ia mengaku masih hobi belanja buku. Hobi lain yang masih sering dilakukannya adalah berselancar di dunia maya atau bermain internet . Bahkan ia sering main internet ini hingga larut malam. Hal ini menjadikan Hendro Martojo sangat well informedatau mempunyai akses informasi yang sangat luas. Sehingga terhadap banyak hal ia sering tahu lebih dulu dibandingkan dengan staf dan jajarannya di Pemerintah Kabupaten Jepara.

Hendro Martojo dilantik sebagai Bupati Jepara periode 2002 – 2007 oleh Gubernur Jawa tengah H. Mardiyanto pada tanggal 6 Pebruari 2002. Pasangannya sebagai Wakil Bupati adalah H Ali Irfan Mukhtar BA, yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jepara.

Pengalaman dan kematangan sebagai birokrat sangat mendukung pelaksanaan tugas sebagai Kepala Daerah pada Kabupaten yang  saat ini berpenduduk lebih dari satu juta jiwa ini.  Hendro Martojo dikenal sebagai pemimpin yang mempunyai mobilitas dan daya jelajah tinggi. Hampir setiap hari, kalau tidak ada suatu acara yang penting, ia menyempatkan diri untuk berkeliling di wilayah-wilayah Kabupaten Jepara. Respon  dan penanganan terhadap berbagai persoalan di daerahnya juga tinggi. Sebagai contoh, begitu ia mendapat laporan tentang adanya kerusakan di gedung SD di wilayah terpencil, ia langsung meninjaunya. Sehingga sebelum staf sampai di lokasi, Bupati sudah mengunjungi lebih dulu.

Disamping itu Hendro juga dikenal sebagai figure pimpinan yang dekat dengan berbagai kalangan. Salah satu ciri yang menonjol dari dirinya adalah kebiasaan untuk bersilaturahmi atau mengunjungi masyarakat dan tokoh masyarakat dari berbagai golongan atau lapisan. Ia berprinsip, dengan membiasakan silaturahmi dan komunikasi dua arah, maka tidak ada persoalan yang tidak dapat diselasaikan. Selain itu sebagai pimpinan ia senantiasa mengedepankan keteladanan. Ia berprinsip, kalau ia sudah mau menerima suatu amanat, maka ia akan menjalankannya secara all out atau sungguh-sungguh dengan segala konsekuensinya. Artinya, ia mengedepankan tanggung jawab yang telah dipikulnya.

Demikian pula kepada jajaran dan staf di Pemkab Jepara, Hendro Martojo senantiasa mengajak untuk menyelesaikan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. Disamping itu juga mengharapkan agar dalam bekerja melakukannya dengan ihlas, membuat perencanaan kerja yang baik dan berpikiran inovatif.  Di jajaran pemkab Jepara, Hendro Martojo dikenal sebagai figur pemimpin yang demokratis tetapi juga mempunyai keteguhan sikap. Sebelum memutuskan sesuatu, ia senantiasa mengajak diskusi dengan jajarannya. Tetapi menakala mempunyai satu prinsip yang diyakini kebenarannya, maka ia akan mengukuhinya. Disamping itu Hendro Martojo juga dikenal sebagai pemimpin yang low pfofile tetapi disiplin.  Bahkan dalam hal penegakan disiplin ini, ia lebih banyak memberi contoh  atau teladan kepada jajarannya, daripada sekedar memberi instruksi.

Sebagai pemimpin, Hendro Martojo dikenal mempunyai perhatian dan kepedulian yang besar terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM), yaitu dalam bentuk pembangunan institusi pendidikan yang baik di Kabupaten Jepara.  Atas kepeduliannya ini, belum lama ini Hendro Martojo menerima penghargaan Widya Krama dari Presiden RI atas peran dan perhatiannya dalam menuntaskan Wajib Belajar 9 tahun di Kabupaten Jepara. Di bidang tata kelola lingkungan, Pemkab Jepara selama dua tahun berturut-turut, tahun 2005-2006 menerima penghargaan Adipura sebagai Peringkat I Kota Sedang Terbersih bidang Bangun Praja. Kesatria Bhakti Husada Arupala juga diraih Bupati Jepara dari Meneri Kesehatan RI tahun 2005. Satya Lencana Pembangunan Koperasi dan UKM serta penghargaan Pro Invenstasi serta Ketahanan Pangan Tingkat Nasional juga berhasil diraih oleh Pemkab Jepara.
Meski berstatus kota kecil, bukan berarti Jepara tertinggal dengan daerah-daerah lainnya dalam hal perkembangan ekonomi daerah. Hal ini dikarenakan pertumbuhan sektor industri pengolahan – dengan industri mebel sebagai andalan - yang banyak menyerap tenaga kerja dan tersebar di hampir seluruh wilayah di Jepara. Hasil dari industri mebel dan furniture ini berhasil menembus pasaran di 82 negara tujuan ekspor di berbagai belahan dunia. Sedangkan tenaga kerja yang terserap di sektor ini tidak kurang dari 52.976 (data tahun 2005).

Sektor andalan lainnya adalah Tenun Troso, yang saat ini menyerap sekitar 2.458 tenaga kerja yang tersebar di 235 unit usaha. Untuk mendorong laju pertumbuhan industri, Bupati Jepara mengeluarkan kebijakan bagi pegawai di lingkungan Pemkab Jepara untuk memakai Tenun Troso, setiap hari Sabtu, disamping hari Kamis sesuai edaran dari Gubernur Jawa tengah.
Kerajinan rotan yang bersentra di Desa Telukwetan, kerajinan monel dari Kriyan serta mainan anak-anak yang dikerjakan oleh warga Dewa Karanganyar mampu menembus pasar internasional.

Selain industri eksport di atas, produk lain yang memiliki pasaran luas di dalam negeri antara lain adalah konfeksi, anyaman bamboo, gerabah keramik, pengolahan kerupuk, roti, ikan asin, dan beberapa industri pengolahan lain. Melihat banyaknya unit usaha yang berkembang, maka sektor industri pengolahan menjadi pilar ekonomi masyarakat Jepara. Sebagai tolok ukur adalah share terbesar yang diberikan sektor ini pada PDRB Kabupaten Jepara.

Melihat besarnya kontribusi sektor industri pengolahan, maka Hendro Martojo melakukan terobosan untuk lebih menggairahkan iklim usaha dan investasi Jepara, yaitu dengan membangun Kawasan Industri Mulyoharjo (KIM). Kawasan seluas 27,2 hektar dibagi dalam 102 kapling ini diharapkan mampu memacu iklim investasi di Jepara, karena dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung yang representatif. Untuk menempati KIM, pengusaha hanya dikenakan tarif retribusi sebesar 50 persen dari ketentuan daerah.

Upaya dan terobosan lain yang dilakukan oleh Hendro Martojo adalah pembangunan Jepara Trade Centre (JTC) di Desa Rengging, Kecamatan Pecangaan. Keberadaan JTC ini diharapkan mampu menjembatani kepentingan dunia usaha di Jepara dengan pasar. Ketika para pengrajin mebel mulai merasakan kesulitan dalam pengadaan bahan baku, utamanya kayu jati, bersama stakeholders di bidang mebel dan bahan baku ini, Hendro Martojo melakukan upaya pencarian kayu jati hingga luar Jawa, utamanya di kawasan Indonesia Timur, mulai dari Bhuton, Muna, Halmahera.

Tak hanya itu, Hendro Martojo juga sangat memperhatikan promosi potensi Jepara, termasuk hasil industri. Dalam banyak kegiatan event pameran, baik yang berlangsung di dalam negeri maupun luar negeri, senantiasa dialokasikan anggaran dalam APBD Kabupaten untuk mendukung para pengusaha.

(sumber: situs resmi Bapak Bupati http://www.hendromartojo.info )
Mari Belajar.... Mari Berbagi,,,,
Semoga Bermanfaat......^^

Tulisan Berikut Juga Menarik Untuk Dibaca

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca. Jangan Lupa Kasih Komentar ya...dengan santun dan bijak tentunya.....^_^

SAHABAT, bukanlah dia yang selalu membenarkan seluruh kata-kata kita...

SAHABAT adalah ia yang mau mengingatkan ketika kita terlupa...

Jadi Sahabat SQL Yuk!

Terima kasih sahabat SQL...... Hak Cipta Milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala. SainsalQuran.Com Hanya Mencoba Belajar dan Berbagi Sedikit Dari Ilmu Allah Yang Luas